Usaha bensin eceran di Indonesia cukup marak, biasanya usaha ini berdampingan dengan usaha bengkel, tambal ban, atau warung kelontong.
Usaha ini juga cukup membantu bagi pengendara motor yang kehabisan jalan di bensin dan jauh dari pom atau terletak di lokasi yang sangat jauh dari pom.
Tetapi usaha ini perlu memperhatikan faktor keselamatan dan usahakan jauh dari api, karna bahan bakar tersebut sangat mudah terbakar. jadi sangat perlu untuk di perhatikan faktor keselamatan dan keamanannya.
Bermodalkan bensin yang di dapat dari pom bensin, botol bekas dan rak untuk bensin eceran, Kita sudah bisa memulai usaha ini.
Lalu berapa biaya modal yang harus di keluarkan dan berapa keuntungannya ?
Berikut alat yang di butuhkan dan biaya yang di keluarkan.
1. Rak bensin eceran berkisar kapasitas 20 botol Rp. 250.000 - Rp. 300.000, bisa beli bekas atau meminta di buatkan di tempat teralis ( Gunakan besi yang paling kecil saja untuk menahan beban bensin )
2. Botol bekas berkisar Rp. 500 per botol, atau bisa mencari botol bekas gratis.
3. Biaya isi bensin per liter Rp. 10.000 untuk pertalite ( Untuk tahun 2022 ), bisa berubah sewaktu-waktu.
Bagaimana kalkulasinya ?
1. Botol bensin besar 1 botol berukuran 1.5 liter, artinya biaya per botol adalah Rp.15.000 x 20 botol ( misalkan untuk 1 rak full ), jadi biaya yang di keluarkan adalah Rp. 300.000
2. Biaya botol jika beli Rp. 500 x 20 botol = Rp. 10.000
Jadi totalnya untuk operasional full 1 rak :
1. Rak besi Rp 250.000
2. Botol bekas Rp. 10.000
3. Bensin Rp. 300.000
Total Rp. 560.000 untuk biaya operasionalnya, kemudian untuk harga jual standar biasanya mayoritas mengambil untung Rp 2000 - Rp 3000 rupiah per botol.
Jika kita kalikan untuk terkecil sehari, maka totalnya adalah Rp.40.000 per hari atau Rp. 1.200.000 per bulan. dengan estimasi modal kembali dalam waktu setengah bulan.
Namun untuk usaha ini, akan jauh lebih baik jika memiliki kendaraan dengan tangki kapasitas besar seperti sepeda motor atau mobil untuk menunjang operasionalnya.
